Negeri Dongeng

 Udara mana kini yang engkau hirup ? Sebuah perjalanan mengisahkan seseorang yang mencari cinta, kebenaran, keadilan, dan jati dirinya. Dan dia berpesan bahwa ia tidak mati tapi ia akan terus memberikan pesan melalui alam semesta.


 Dari sekian bintang cakrawala apa Hanya kita saja yang bernyawa? Lahir, kita semua tidak berdaya lalu hidup kita mesti berupaya dan dewasa terpaksa memikul raya. Banyak yang aku tidak akan tahu, Kamu tak akan tahu jawabannya. 


Sejenak berhenti bertanya, Nikmati saja waktu yang kita punya dan Nikmati saja waktu ku yang ku punya. Tapi kita tidak punya waktu, Mustahil untuk ku pahamimu. Tak sepenuhnya kau pun memahami ku. Tak tahu, mungkin memang jiwa kita tak menginginkan setetes air cakrawala.


 Kalian di mana dan kalian sedang apa ? Aku rindu kepada manusia-manusia yang membantu berjuang, membantuku berdiri, membantuku tumbuh dan membantuku mampu bertarung. Tak mampu ku balas semuanya, rindu tentang mu tak akan pergi. Negara ini cukup berisik untuk kita berdua, Perjalanan kita cukup jauh. 


Pengetahuan tak cukup untuk membuat mu jatuh cinta, pengetahuan tak boleh di kapitalisasi. Pengetahuan harus di pertanggung jawabkan. Hanya karena aku dapat membawa penderitaan dengan baik bukan berarti aku tidak merasakan beban yang berat. Mencari cinta, kebenaran, keadilan dan kemanusiaan adalah tanggung jawab pengetahuan. Apakah ada yang mengerti penderitaan manusia ? Lalu kemana orang-orang yang mengklaim dirinya kaya, bermartabat, berlembaga, dan berbudaya. 


Omong kosong, mereka hanya sekedar memainkan kata-kata dan bahasa. Mereka memperkaya kelompok nya sendiri, apakah kita akan diam ? Apakah kamu puas dengan pengetahuan yang kau miliki lalu turun ke jalan berteriak meminta keadilan atas nama masyarakat. Lalu ikut dengan konco-koncomu mengekploitasi masyarakat, manusia-manusia sungguh tidak bertanggung jawab. 


Apakah kita akan ikut arus ? Diam, atau berkecimpung lalu mencerabut nilai-nilai pengetahuan lalu menghambur kan ke sana-sini untuk membodohi masyarakat. 


Kau tahu tidak semua meluluh tentang diri sendiri (Egoisme). Kemarilah, menangis lah, mana ada yang bisa berlarut-larut dalam ketimpangan. Marilah, Marilah belajar, bukankah manusia di tentukan oleh nilai kebajikan yang di lakukan nya ? 


Sampaikan kepada jiwa-jiwa yang jenuh, ayo bangkit melawan egoisme diri. Kenapa kau tak belajar ? Apakah kamu sudah mengenal dirimu ? Apakah kamu sudah mengerti tentang kemanusiaan ? Apakah kamu tidak letih ? Kemiskinan, ketimpangan, dan penindasan ada di sekitar kita. 


Kau harus tahu, bahwa di Realitas ada begitu banyak bentuk. Maka hati-hatilah, ini hanya pesan bahwasanya mereka-mereka mencoba mengubur, namun Mereka lupa kita adalah bibit. 


Waktu nya realitas yang bercerita, kebenaran akan hidup di dalam jiwa-jiwa yang hidup. Dia akan mengalir, dan akan terus mencari cinta, kebenaran, keadilan dan mengejewantahkan ideologi nya. 


Yogyakarta, 24 November 2034

Salam literasi 🌹

Komentar

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

KATA YANG TAK SEMPAT TERSAMPAIKAN

Introspeksi Diri

Peradaban